Kang Ferry Arb Arbania-
Kalau diperhatikan, saudara-saudara kita para tukang becak, tidak pernah mau duduk didepan penumpangnya. Dia selalu memilih dibelakang, menghormati 'majikannya'.
Hal ini malah jauh berbeda dengan kebiasaan para abang sopir. Bahkan sopir pribadi presiden seklaipun, tak pernah mau di dibelakang alias selalu membelakangi presiden.
"Mana ada sopir dibelakang!!".
Protesmu jengkel. Suatu hari saya ditugaskan meliput peresmian jembatan suramdu oleh presiden SBy. karena kebetulan mobil dinas dipake kepentingan lain, jadi terpaksa saya naik bus. (soalnya mau ikut becak dari Sumenep-Bangkalan), pasti nggk ada yang mau. Didalam bus Akas yg 10 kali lipat lebih besar dari mobil sedan ini aku duduk di kursi paling depan "Wah enak juga ikut bus dikursi depan". Ujarku. Eh malah aku ditegur kondektur " Mas, liat tu.
". Oh ya...maaf Pak". rengekku. Ternyata ada gadis cantik berkerudung putih. Parasnya cantik banget mirip Novia Kolopaking, permaisuri budayawan Emha Ainun Nadjib. "Permisi Mbak,hehe...maaf ya mbak. Basa basiku sambil menikmati wajahnya sing ayu tenan.
"Apa-apan sih mas, kok menatapku seperti itu".
"namamu siapa mbak? nama saya Arbania, dari Sumenep".
Astaghfirullah, ternyata dia menerima uluran tanganku. Senyumnya luar biasa sekali. Dia mengaku namanya Intan, mahasiswi Universitas Bangkalan" asal Jember, yang kebetulan main kerumah familinya di Sumenep. Kucatat nomor hp pribadinya, begitu juga sebaliknya, Intan menyimpan nomorku. tentu namaku. Percakapan berlangsung lama penuh keakraban sampai tukar tanya status dan pekerjaan.
"Mas, mas, tolong pindah ke kursi Anda". Tegur kondektur.
Udah dulu ya In, kita sambung di sms ya. Soalanya barang-barangku ada di depan semua". Tanganku dan tangannya yang lembut kembali bersalaman. Ada benih-benih takjug dihatiku bisa mengenalnya. Kondektur itu benar-benar berjasa. Telah menunjuki seorang biadadari kampus.
"Sebenarnya tadi saya menyuruh sampean itu agar liat tulisan di samping kanan gadis itu Mas. Bukan saya nyuruh sampean kenalan sama bidadari iti".
"Ahk nggak apa- apa kok. Bapak khan pernah muda juga". Ternyata benar-benar salah alamat yang membawa nikmat. Salah maksud, malah dapat temen baru berjilbab. Padahal, yang ingin ditunjukkan kondektur itu adalah sebuah stiker kecil bertuliskan "DILARANG BERBICARA DENGAN SOPIR".
Masya Allah....
Minggu, 11 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar